Siapa bilang menjadi penjual langsung itu mudah? Sebagai penjual langsung, Anda pasti pernah merasakan ketakutan dalam menjalani bisnis ini. Baik takut akan penolakan maupun takut akan opini negatif orang lain.
Ketakutan Terbesar Penjualan Langsung dan Solusi untuk Mengatasinya
Walaupun tak mudah, bukan berarti Anda tak bisa melaluinya. Cari tahu apa saja ketakutan terbesar terhadap penjualan langsung dan bagaimana cara menghadapinya.
1. Takut Akan Penolakan
Pernahkah Anda menahan diri berbicara kepada orang lain karena takut akan penolakan? Sebetulnya, hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar dan sering dirasakan oleh banyak orang.
Sebagai penjual langsung, takut akan penolakan ini bisa timbul akibat pikiran negatif terhadap dampak yang akan terjadi. Misalnya, ketika Anda menawarkan sebuah produk, calon pembeli Anda mungkin akan menolak.
Anda mungkin juga dihadapkan oleh kekhawatiran seperti tidak bisa menjawab pertanyaan calon pembeli, yang mengakibatkan calon pembeli tidak tertarik membeli produk Anda.
Perlu digaris bawahi bahwa, ketakutan ini hanya berada dalam pikiran Anda. Semua asumsi yang Anda pikirkan belum tentu terjadi. Lalu, bagaimana sebaiknya Anda menghadapi ketakutan ini?
Terapkan hal berikut pada diri Anda: ubah mindset Anda terhadap “penolakan”.
Apa sebetulnya “penolakan” itu? Apakah seseorang menolak karena ada yang salah dengan diri Anda? Ataukah seseorang menolak karena Anda tidak cukup baik dalam menjelaskan?
Tentu saja tidak.
Tidak ada yang salah dengan diri Anda. Jadi, tanamkan mindset tersebut. Daripada terus menyalahkan diri sendiri – dan takut terhadap penolakan – cobalah evaluasi produk dan layanan Anda.
Apakah Anda menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pembeli? Apakah Anda sudah menjelaskan produk dengan cukup baik? Atau, apakah harga produk yang Anda tawarkan sesuaikan dengan budget pembeli?
Cobalah menjawab beberapa pertanyaan di atas dan lihat apakah Anda berhasil mengubah mindset anda terhadap “penolakan”. Evaluasi terus produk dan layanan terhadap masing-masing calon pembeli. Karena, bagaimanapun juga, kebutuhan calon pembeli berbeda-beda.
Tentunya, Anda tidak mungkin menawarkan produk Belite kepada calon pembeli yang justru ingin menaikan berat badan, bukan? Atau justru menawarkan produk Q Alive kepada wanita single? Jadi, pastikan Anda menawarkan produk QNET yang sesuai dengan kebutuhan calon pembeli Anda, ya!
2. Takut untuk Melanjutkan Bisnis Penjualan Langsung
Kapanpun Anda ingin berhenti, ingatlah mengapa Anda memulainya Banyak hal yang membuat para penjual langsung ingin berhenti. Mulai dari ketakutan akan penolakan, target yang tidak tercapai, opini negatif dari orang-orang hingga tekanan-tekanan dari luar lainnya.
Daripada Anda memutuskan untuk berhenti saat itu juga, istirahatlah sejenak dan ambil keputusan saat pikiran tenang.
Selama beristirahat, coba renungkan beberapa hal berikut: mengapa Anda ingin menjadi penjual langsung? Apa yang ingin Anda capai dan apa impian Anda? Hal apa saja yang sudah Anda korbankan untuk bisa sampai ke titik sekarang?
Terakhir, ajukan pertanyaan ini ke diri Anda: apakah Anda benar-benar ingin keluar?
Jika jawabannya adalah tidak, tumpuk kembali semangat Anda. Susun kembali strategi Anda untuk mencapai titik yang Anda inginkan. Tuliskan kembali target-target yang ingin Anda capai.
Bila perlu, rinci target harian, mingguan, bulanan hingga tahunan Anda. Dengan begitu, Anda jadi tahu langkah apa dan strategi apa yang harus Anda lakukan setiap harinya.
Ingat, sukses tidak datang dalam semalam.
3. Takut Mendekati Calon Pembeli
Kebanyakan penjual langsung takut mendekati calon pembeli dan bingung bagaimana memulai percakapan. Anda takut calon pembeli akan memotong pembicaraan Anda dan menolak tawaran produk. Anda takut calon pembeli tidak tertarik dan pergi meninggalkan Anda.
Ketakutan seperti ini, lagi-lagi, akan menghalangi Anda mencapai target penjualan.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Kenali calon pembeli sebelum Anda memulai percakapan. Apakah calon pembeli Anda pria ataukah wanita? Berapa usianya? Apakah mereka memiliki anak, orangtua atau keluarga lain yang mungkin cocok dengan produk yang akan Anda tawarkan?
Jika calon pembeli adalah seseorang yang Anda kenal, cari tahu lebih jauh mengenai latar belakang mereka. Apakah calon pembeli atau keluarganya memiliki masalah kesehatan? Apakah mereka membutuhkan produk yang akan Anda tawarkan?
Jika Anda dapat mengumpulkan informasi dasar seperti ini, Anda akan lebih mudah memulai percakapan. Gali terus informasi yang Anda perlukan dan temukan celah untuk menawarkan produk Anda.
Misalnya, calon pembeli Anda adalah ibu-ibu berusia 40 tahun ke atas. Pada usia ini, wanita seringkali dihadapi oleh persoalan kerutan wajah dan masalah penuaan lainnya. Anda dapat menawarkan produk EDG3 sebagai solusi untuk menangkal radikal bebas dan dapat memperlambat penuaan dini.
Contoh lainnya adalah permasalah berat badan. Jika calon pembeli Anda mengalami masalah penurunan berat badan, dengarkan keluhan mereka lebih dulu. Setelah itu, tawarkan produk Belite atau Qafe yang membantu menurunkan berat badan.
Kebanyakan penjual langsung tidak memperhatikan hal ini. Alih-alih mencari tahu latar belakang calon pembeli, mereka langsung ke inti dan menawarkan produk. Hal inilah yang menyebabkan calon pembeli menolak produk mereka.
Jika Anda menemukan calon pembeli yang tidak sesuai dengan produk Anda, eliminasi mereka dari daftar pembeli. Selain menghemat tenaga Anda, kemungkinan penolakan pun akan semakin kecil.
4. Takut akan kesan negatif terhadap QNET
Sebagai perusahaan besar, penjualan langsung QNET sering dianggap negatif oleh orang-orang. Apalagi, banyak berita online yang mengatakan hal tersebut.
Daripada ikut terjerumus dengan opini yang tidak jelas, didik diri Anda dengan informasi terbaru dan paling akurat dari QNET Indonesia. Dengan begitu, Anda juga dapat mendidik calon pembeli Anda untuk mengubah mindset negatif terhadap QNET menjadi positif.
Dengan mengedukasi diri sendiri, Anda pun dapat menjawab pertanyaan calon pembeli terhadap QNET. Jika Anda dapat menjelaskan bisnis QNET dengan percaya diri, keraguan calon pembeli Anda pun akan hilang.
Salah satu hal yang perlu Anda edukasi kepada calon pembeli Anda adalah QNET bukanlah bisnis Multi Level Marketing (MLM), melainkan bisnis berbasis network marketing atas pemasaran jaringan. Dan pemasaran jaringan bukanlah bisnis yang ilegal.
Produk QNET tidak diiklankan secara komersial, melainkan melalui penjualan langsung oleh anggota yang terdaftar. Hal ini berguna untuk menjaga kualitas produk dan mencegah produk palsu.
Sebagai perusahaan penjual langsung terbesar di dunia, QNET membuka peluang yang besar bagi Anda yang tertarik bergabung. Anda juga dapat mengajak teman Anda sebagai anggota.
Produk QNET sudah hadir dalam 12 bahasa, mulai dari bahasa Indonesia, Inggris, Melayu, Perancis, Mandarin, Hindi, Arab, Kanton, Rusia, Tamil, Turki hingga Persia. Tersebarnya produk QNET di seluruh dunia, membuktikan bahwa produk QNET aman bagi kesehatan.
5. Takut tidak dapat menjelaskan produk dengan baik kepada calon pembeli
Pertanyaan-pertanyaan calon pembeli terhadap produk adalah variabel yang seringkali ditakuti oleh penjual langsung. Untuk menghadapi hal ini, pelajari produk dan persiapkan diri Anda sebelum menjelaskannya kepada calon pembeli
Selain memahami bisnis QNET itu sendiri, Anda juga perlu memahami produk-produk QNET. Apa kegunaannya bagi kesehatan? Usia berapa saja yang boleh mengkonsumsi?
Apa kandungannya? Apakah menimbulkan efek samping? Berapa harganya?
Jika Anda dapat menjelaskan hal ini secara rinci dan meyakinkan, calon pembeli Anda pun akan mempertimbangkan untuk membeli produk Anda.
Pelajari katalog, harga, keunggulan produk, bahan-bahan dasar alami, promosi yang sedang berlangsung, informasi terbaru dan banyak hal lain. Pengetahuan Anda dapat menyingkirkan rasa takut Anda dan meyakinkan calon pembeli.
Selain pengetahuan, persiapan juga merupakan hal yang penting. Latih lisan Anda supaya Anda dapat menjelaskan produk dengan lancar. Pelajari bagaimana membuka percakapan.
Bawa beberapa produk yang ingin Anda tawarkan. Beri contoh-contoh calon pembeli Anda yang sudah merasakan manfaat dari produk yang Anda tawarkan. Bila perlu, konsumsi produk yang sama sehingga Anda dapat menceritakan pengalaman Anda secara langsung.
Hal ini tentunya dapat Anda asah seiring waktu. Semakin banyak pengalaman yang Anda dapatkan, semakin fasih juga Anda dalam menjelaskan.
6. Takut Akan Opini Negatif
Hal penting lainnya – dan mungkin yang tersulit – adalah menghilangkan pikiran negatif dan fokus hanya pada aspek positif. Hal negatif dapat menghalangi kemajuan Anda.
Jangan dengarkan kata orang yang membicarakan kemampuan Anda, pekerjaan Anda, ragu terhadap Anda atau hal negatif lainnya tentang Anda. Sebaliknya, fokuslah pada hal positif.
Berkumpulah dengan komunitas Anda, dengarkan pujian-pujian dari orang terdekat Anda dan pupuk semangat yang diberikan oleh teman-teman Anda. Jadilah penyemangat terhadap diri Anda sendiri dan lihat apakah Anda dapat menuju titik kesuksesan yang Anda inginkan.
Mereka yang berkomentar negatif tentang diri Anda sebetulnya tak tahu tentang diri Anda. Mereka hanya berkomentar terhadap apa yang terlihat. Sedangkan yang tahu tentang diri Anda adalah diri Anda sendiri.
Jadi, singkirkan opini negatif tentang diri Anda dan teruslah berpikir positif!
7. Takut Akan Impian yang Tidak Tercapai
Jika Anda khawatir tidak dapat mewujudkan impian Anda, maka jangan tunggu sampai besok! Mulailah sekarang juga.
Kebanyakan orang membuat berbagai macam alasan dan menunda pekerjaan. Dengan begitu, impian Anda otomatis ikut tertunda.
Jika Anda berpikir bahwa perlu waktu lama untuk mencapai impian Anda, satu-satunya kunci adalah jangan menunda. Kerjakan apa yang bisa Anda kerjakan hari ini. Dan lanjutkan perjuangan Anda besok, besok lusa dan seterusnya.
Dengan begitu, impian Anda akan selangkah lebih dekat.
Susun impian realistik dan target-target yang ingin Anda capai, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Target jangka pendek misalnya, berapa target penjualan Anda? Jika ingin mencapai angka penjualan tertentu, berapa prospek yang Anda butuhkan? Apa strategi yang Anda perlukan dalam mencapai target tersebut?
Diskusikan target ini dan pelajari pengalaman anggota lain. Dengan begitu, Anda dapat memenuhi target jangka pendek tersebut.
Target jangka panjang misalnya, pencapaian Anda dalam sepuluh tahun hingga dua puluh ke depan. Tulis impian Anda yang ingin Anda capai. Evaluasi secara berkala apakah Anda sudah berada dalam track yang benar.
Terakhir, ingatlah bahwa Anda tidak sendiri. Ada jutaan penjual langsung di seluruh dunia yang merasakan ketakutan yang sama setiap hari, dan masih bertahan. Jadi, jangan menyerah dan hadapi ketakutan itu secara langsung!
Baca juga : Tips Praktis Bagaimana Kamu bisa mencapai kesuksesan di penjualan langsung